Sabtu, 22 November 2008

THE SHOES'S EXPERIENCE.....

“Hwaa…..selamat pagi dunia!”, itulah kata-kata yang selalu aku ucapkan ketika aku berhasil membuka mataku di setiap pagi hari. Kupandangi langit-langit kamar bergambarkan awan putih serta tembok-tembok sekitarnya yang bercatkan hijau muda dan ditempeli banyak sekali poster, dari mulai poster pemain bola, band-band terkenal sampai poster dirinya sendiri yang berukuran 1 kali 1 meter. Tidak terasa sudah 1 tahun lebih aku tinggal di rumah yang nyaman ini dan seperti biasa hari ini aku dan bos ku akan melakukan aktivitas gila-gilaan dari pagi hingga sore hari. 
 
Tap…tap….tap…suara langkah kaki terdengar semakin dekat ke arahku. “Hmm… itu pasti si bos!” pikirku, dan benar saja si bos lantas mengambil ku dari tempat yang paling nyaman sedunia dan mulai membersihkan aku dengan lap basah, tumben sekali. Mungkin hari ini aku benar-benar sangat kotor sehingga si bos terpaksa harus membersihkan aku. Si bos bergegas memasukkan kakinya ke badanku. ”Huh bau sekali! Sudah berapa hari si bos belum mengganti kaus kakinya? Yucks!”. Aku pun diajak berlari menuruni tangga, sepertinya si bos sudah terlambat pergi ke sekolah karena biasanya aku selalu berpapasan dengan teman-temanku yang lain sebelum pergi ke sekolah. Aku dan bos ku berjalan menyusuri jalanan komplek yang becek. Tidak tahu kenapa, jalan ini pasti selalu saja becek padahal semalam tidak turun hujan. Akhirnya aku bertemu dengan banyak teman dan itu menandakan kita telah sampai di terminal angkutan umum. Si bos berdesakan dengan banyak sekali orang, hampir semua dari mereka seumuran dengan bos ku, tapi tidak sedikit juga yang umurnya sudah uzur. “ Auww.!!!” Badanku terinjak, sakit sekali rasanya. Sepertinya teman dari jenis PDL tidak sengaja menginjakku saat kita berdesakan masuk ke dalam angkutan. Asal kalian tahu saja temanku itu memiliki badan yang sangat kuat dan keras, karena mereka biasanya diajak oleh bosnya untuk pergi ke area terjal seperti hutan dan sejenisnya. So, terinjak sedikit saja sudah lumayan sakit buatku, hehehe. Bos pun berhasil mendapat tempat duduk, aku lega sekali karena resiko aku terinjak dengan teman lain hampir 0%. 

 “Hi Converse…!” seorang teman menyapaku dengan ramah. “Hi Adidas…..!” aku balas menyapanya dengan tak kalah ramah. “Wah sepertinya dari hari ke hari badan kamu semakin terlihat keren ya!” katanya ”Keren? Keren apanya? ” aku bertanya heran “ Keren saja, soalnya badan kamu tuh banyak jahitannya udah gitu sobek-sobek ala metal he..he..he... !” Entah benar-benar mengejek, menyindir atau memuji tapi aku kok merasa tersinggung ya dibilang keren. “ Cih! Kayak gini dibilang keren, lo tau gak kalo jahitan ini tuh bikin gw kesiksa, lo bayangin aja jarum tajem gitu nusuk-nusuk badan gw terus sobekan-sobekan ini tuh bikin gw cepet masuk angin!” balasku dalam hati dengan nafsu, (oiya biasanya kalo aku lagi nafsu bahasa aku berubah jadi lo gw). “ terus kayaknya kamu sering panas-panasan ya, soalnya kulit kamu tuh pada ngelupas!” lanjutnya. “ Eh kabar kamu sendiri gimana?”tanyaku tanpa memperdulikan pernyataannya. “ Oh...kalo aku baik baik aja kok! seperti biasa, Bos aku tuh selalu ngurus aku dengan telaten, tiap hari dia pasti ngebersihin aku, udah gitu aku jarang dikenain panas dan tiap 2 minggu sekali aku pasti dimandiin.”jawabnya dengan nada sombong (itu yang terdengar di telingaku). “Jelas aja dia cling cling gitu, Bosnya kan cewek, jadi segala sesuatu yang dia punya tuh harus terawat. Sedangkan aku, Bosku adalah seorang cowok yang notabene paling males ngerawat barangnya sendiri. Dia hobi banget main bola, petualangan, pokoknya main kotor-kotoran. Untuk membersihkan aku seminggu sekali saja dia sering tidak ingat. Tapi, entah kenapa aku merasa bersyukur punya bos seperti dia, soalnya hidupku jadi penuh warna alias tidak monoton”. Yups! sepertinya kita udah sampe di sekolah. Aku pun memberi salam seadanya kepada temanku itu, soalnya dia turunnya masih nanti.

Bos pun turun dari Bus, sepintas aku mendengar ia memangil temannya. Temannnya terlihat mendekat dan aku pun sekarang punya teman baru. Ternyata temannya si Bos ini baru beli sepatu baru. Teman baruku itu terlihat agak takut ketika mendekat kepadaku. Dan benar saja, ”Auww!!”. Ternyata Si bos menginjak teman baruku dengan badanku. Uhh... kasihan sekali dia. Teman baruku itu jadi terlihat kotor (tau sendiri kan badanku itu sangat kotor) dan kesakitan. Itulah manusia, kalau ada temannya yang punya sepatu baru, mereka pasti langsung menginjaknya (kenalan katanya) tanpa memikirkan kaum kami. 

Aku dan si Bos pun berjalan ke kelas. Kelas adalah salah satu tempat yang paling aku sukai, karena di dalam kelas aku bisa beristirahat dalam jangka waktu yang cukup lama. Bosku bukan siswa yang aktif di kelas, ketika teman-temannya yang lain sibuk bertanya dan maju ke depan untuk mengerjakan soal, dia lebih suka berdiam diri dan menggambar wajah guru untuk dipajang di mading kelas. Jangan berfikir kalau gambaran Bosku itu bagus. Asal kalian tau saja, ketika dia menggambar salah satu guru yang paling ia benci, Bosku tuh menggambar seperti ini : bagian mata dibuat seperti jengkol yang menandakan mata gurunya ini melotot selanjutnya bagian hidung dibuat menyerupai buah jambu monyet yang menandakan hidung gurunya itu besar sekali, lanjut ke bagian mulut yang dibuat menyerupai mulut bebek yang artinya tidak asing lagi yaitu bawel dan yang terakhir adalah bagian telinga yang dibuat sangat panjang seperti antena beserta radar yang dapat melacak suara-suara sekecil apapun dalam radius 1 km jadi tidak heran jika tidak ada murid yang berani nyontek saat lagi ulangan. Setelah wajah selesai, beralih ke bagian rambut dan sepertinya dari semua bagian yang si Bos gambar, bagian ini merupakan yang paling gampang soalnya beliau ini tidak punya rambut alias botak plontos. Terakhir adalah menggambar badan, ini merupakan bagian yang paling susah digambar, rencananya sih mau bikin mirip ayam biar keliatan lucu, tapi jadinya malah mirip kambing! Jadinya gambaran si bos pun kelihatan ancur hehehe, emang dasar si Bos engga berbakat menggambar. Dan akhirnya maha karya seninya pun dipajang di mading kelas untuk selanjutnya ditertawakan oleh seisi kelas.

Bel istirahat yang dinantikan oleh semua anak di semua sekolah di semua pulau dan semua dunia pun berbunyi. Itu tandanya aku harus bangun dan siap menemani si bos untuk beraktivitas. Si bos mengarahkan kakinya menuju lapangan, kayaknya hari ini it’s time to soccer!. Benda berbentuk bulat berwarna hitam dan putih membentur tubuhku cukup keras. Aku pun menggiringnya melewati teman-temanku yang lain. Aku senang sekali karena tidak ada yang bisa menghentikan aku, eh tapi tiba-tiba ketika aku sudah berada di depan gawang, “Auwww!!” si FILA temanku men-takle dengan tiba-tiba sehingga aku pun terjatuh dan bola dikuasainya. Aku beranjak dan bos membawaku lari lagi untuk merebut bola, Hup! Teman si Bos mengoper bolanya dan aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini, tak peduli lawan hajar saja! dan GOOOOLLLL!!! Skor 1-0 diperoleh tim si Bos kali ini. Ya.... walaupun si Bos tidak aktif di dalam kelas (karena menyangkut pelajaran) tapi jangan salah, kalau ia sudah berada diluar kelas si Bos itu bintang nya para lelaki, dari mulai bintang sepak bola, bintang gitar, bintang nya cewek-cewek, bintang dilangit, bintang kejora, dll.

Bel masuk pun bergema di setiap sudut sekolah. Murid murid yang bermain di lapangan pun bubar dan masuk ke kelas masing-masing. Tapi si Bos malah pergi ke kantin, kayaknya dia menderita kelaparan soalnya tadi pagi tidak sempet sarapan. Setelah si Bos kenyang, kami berjalan ke kelas. Ternyata di kelas sedang ada razia PSAS (Pakaian Seragam Anak Sekolah), aku yang baru datang pun langsung ikut berbaris dengan teman-temanku yang lain. Teman-temanku yang memiliki kulit tubuh berwarna-warni nampak gelisah sekali, mereka takut dibawa oleh guru-guru itu. Untunglah! Warna tubuhku ini hitam walaupun sekarang yang terlihat adalah coklat. Aku merasa kasihan juga pada mereka, tapi setelah dipikir-pikir tidak juga! Karena mereka itu sombong, mereka selalu membangga-banggakan tubuh mereka yang warna-warni (keren katanya) dan mereka jarang gabung dengan kaum berkulit hitam sepertiku. Ha...ha...ha....rasakan!. Sayup-sayup terdengar jeritan teman-temanku, ketika tubuh mereka dibawa paksa oleh guru-guru BP. Dan terpaksa untuk malam ini, mereka harus tidur di gudang sekolah. Dan aku lolos dari razia!.

Karena jam pelajaran terakhir digunakan untuk razia, maka setelah razia selesai si bos boleh langsung pulang. Si bos pun bergegas meninggalkan kelas. Rupanya hari ini si Bos sedang insaf, Dia mengajakku untuk sholat dzuhur dulu di masjid. Aku pun diam di luar masjid. Tiba-tiba sepasang tangan yang tidak aku kenal, mengangkat tubuhku. ”Eh apa-apaan ini!” aku berteriak panik. ”lepas....lepaskan! Kau bukan bosku!” aku berteriak lagi dengan kencang. Tapi percuma dia tidak bisa mendengarku. Kemudian dia meletakkan aku di semak-semak. Rupanya orang tadi adalah temannya si Bos, jail sekali dia. Aku tidak tau harus melakukan apa, aku tidak bisa bergerak tanpa ada si Bos. Sayup-sayup aku mendengar suara langkah kaki, kian lama kian dekat ke arahku. Aku lega sekali karena aku pikir si Bos telah menemukanku, tapi ternyata TIDAK!!! Aku merasakan bau air liur yang sangat menyengat dan menetes netes di badanku, yucks!!najis sekali! Ternyata suara langkah kaki yang kudengar itu adalah suara langkah kaki anjing milik penjaga sekolah. Kemudian anjing itu pun menjilat jilat tubuhku, OH NO!!! Apa dia pikir aku ini daging?? Dasar anjing bodoh! caciku. Setelah asik menjilat tubuhku, dia pun menggigit dan membawaku lari dan sialnya hanya sepotong tubuhku saja yang dia bawa. Dan seketika aku pun berada di sebuah tempat dimana penjaga sekolah tinggal. Di lain tempat, aku yang memiliki satu jiwa dengan dua fisik merasakan kehilangan, karena sepotong badanku yang lain entah berada dimana. Seketika aku mendengar suara Si Bos tengah mengobrol dengan temannya. Rupanya ia belum sadar kalau aku telah hilang. Beberapa saat, si Bos langsung berteriak memanggil temannya, ” hei lo sumputin dimana sepatu gw!!”. Ow, sudah sadar kali ini si Bos. Terjadi perdebatan hebat, karena teman si bos yang menyembunyikanku itu terus mengelak sambil terus tertawa. Dasar bodoh!. Si Bos terus mendesak, akhirnya temannya itu mau mengaku dan mengantarkan si Bos menuju ke tempat ku sekarang. Setelah dilihat, hanya sepotong badanku saja yang tergeletak, si Bos pun langsung naik darah dan mengancam akan membuang sepatu temannya ke kolam ikan sebelah masjid. Temannya itu tidak mengaku, karena dia ingat betul telah menyembunyikan kedua badanku. Akhirnya teman si Bos berjanji akan ikut mencari sepotong badanku yang lain.

Berbeda tempat, satu jiwa. Penjaga sekolah yang tahu bahwa anjingnya telah membawaku ke rumahnya langsung terlihat marah. Dia pun kemudian memarahi anjingnya, dan anehnya si anjing pun mengerti apa yang dikatakan oleh sang majikan. Sehingga si anjing pun hanya tertunduk lesu dan menyadari kesalahannya. Penjaga sekolah lantas menyuruh si anjing untuk mengembalikan ku ke tempat semula. Aku pun terus berada dalam gigitan si anjing. Perih sekali rasanya tubuh ini. Akhirnya kami pun berada di dekat masjid dan sekilas aku melihat si bos dan sepotong badanku yang telah berada di kaki si bos. Mereka juga melihatku rupanya. Si Bos langsung berteriak ”sepatu gw tuh!!”. Kemudian si bos pun berlari ke arah kami (anjing dan aku). Si anjing yang panik karena tiba-tiba ada orang yang berlari ke arahnya pun langsung ikut-ikutan berlari. ARGHH!!!. Kejar-kejaran pun berlangsung antara kami, si Bos dan temannya si Bos. Aku yang berada dalam gigitan anjing, pun bergoyang hebat laksana kapal yang terkena ombak besar. Terdengar suara si Bos berteriak teriak menyuruh si Anjing berhenti, tapi apa daya si anjing hanya mengerti omongan sang majikan. Kami, si Bos, dan temannya si Bos berlari keliling keliling sekolah. Dan bodohnya, temannya si Bos baru mengusulkan ide yang cemerlang setelah si Bos kehabisan stamina. Temannya Si Bos berkata ” kenapa kita gak minta pawangnya aja yang ngeberhentiin anjing itu (pawang disini adalah penjaga sekolah)”. Si Bos yang dari tadi memang sudah kesal dengan temannya ini lantas menjitak kepala temannya dengan puas dan berkata ”kenapa lo gak ngomong dari tadi sih anak PINTAR!!!”.

Akhirnya si bos dan temannya pun melapor ke penjaga sekolah dan meminta bantuan. Tanpa harus berlari lari dan mengeluarkan keringat, dan dengan hanya membunyikan sebuah lonceng, si anjing pun terlihat berlari-lari ke arah penjaga sekolah, denganku tentu saja. Akhirnya tubuhku lepas dari jeratan mulut bau si anjing biadab itu. Si Bos yang mendadak jijik kepadaku, lantas menyuruh temannya untuk membawaku ke kamar mandi. Aku akan dimandikan. Segarnya air terasa sekali meresap ke dalam tubuhku.. yuhuy! Pergilah kau air liur!! Kau membuatku badanku penuh dengan najis!!. Akhirnya aku pun bersih kembali setelah sebelumnya sabun colek membuat perih tubuhku. Aku senang bisa bertemu kembali dengan sepotong tubuhku yang lain. Dan tentu saja si Bos. Si Bos pun lantas membawa ku pulang, kali ini kami tidak akan naik angkutan umum. Karena temannya si Bos yang telah menyembunyikan ku, akan mengantar kami pulang sebagai permintaan maafnya dengan menggunakan sepeda motor. Semilir angin menerpa sepotong tubuhku yang basah. Dingin sekali. Kami pun sampai di depan rumah. Lega sekali rasanya. Si Bos lantas naik ke kamar dan melepaskan kakinya dari badanku. Aku pun dikembalikan ke tempat yang paling nyaman sedunia (lagi lagi menurutku). Fiuuhh!! Hari ini begitu melelahkan sekali, tapi aku senang karena aku kembali mendapatkan pengalaman baru. Teman temanku yang lain sekarang tengah mendesakku untuk menceritakan pengalaman yang kualami hari ini. Tapi Hwaaa...... besok aja deh! Aku ngantuk banget, pengen tidur.Hehe..

End Inspired by all of shoes in the world