Rabu, 26 Mei 2010

Inspirasi dari Sang Maestro Keroncong (Alm. Gesang)

Sang Maestro keroncong telah pergi, pergi dengan jiwanya menghadap sang Rahmatullah beberapa hari lalu.

Berita tentang kepergian beliau menghadap sang Rahmatullah banyak tersiar di hampir sluruh stasiun televisi nasional. Lagu lagu ciptaan beliau pun ikut mengiringi kepergiannya.

Dulu, saya tidak tertarik dengan lagu keroncong, mendengarnya saja jarang ya walaupun saya tahu bagaimana lagu Bengawan Solo. Dan ketertarikan pada musik keroncong pun datang saat mendengarkan salah satu lagu beliau dinyanyikan oleh suatu grup keroncong di televisi dan sangat menyentuh hati. Lagu itu adalah lagu Jembatan Merah dan lagu tersebut membuat saya langsung jatuh hati.

Dengan musik yang mendayu-dayu membuat saya nyaman mendengarkan lagu itu, begitu juga dengan liriknya.

Dan yang pasti saya menyadari bahwa musik keroncong itu menarik. Dengan banyaknya instrument yang digunakan menghasilkan harmonisasi suara yang bagus.

Pa Gesang telah menginspirasi saya, karenanya saya jadi lebih menghargai adanya musik keroncong dan dimata saya Pa Gesang adalah maestro yang benar benar maestro. Coba saja kalian cari mana ada lagu lagu sekarang yang bisa diterjemahkan ke beberapa bahasa sekaligus dan sangat disukai di berbagai negara luar Indonesia.

Berikut lirik lagu Jembatan Merah :
"jembatan merah sungguh indah...berpagar gedung megah..
Setiap hari..yang melintasi..silih berganti..
MEngenang susah..hati patah..ingat jaman berpisah..
Kekasih pergi.. sehingga kini...tiada kembali..

REff:
Biar Jembatan merah andainya patah
Akupun bersumpah...

Akan kunanti dia disini bertemu lagi.."